damai-9. Sayembara mikat jalak bali lepas, eeee… dapet upah gope - Jam setengah 7 setalah antar anak sekolah terdengar ocehan suara burung unik yang jarang terdengar bagi kicau mania pemula seperti saya dari teras lantai atas yang kebetulan ada beberapa jenis tanaman buah yang saya tanam di pot namun sekalipun di pot pohonannya lumayan tinggi sehingga bisa memberikan suasana sejuk dan adem pada saat tengah hari panas terik matahari, sambil menyibak tanaman yang agak menghalangi pandangan ke subuah pohon besar milik tetangga yang jaraknya sekitar 50an meter terlihat burung warna putih dengan paruh hitam sayup-sayup yang mengeluarkan suara unik tadi, ternyata ketika dicermati dengan pasti adalah burung Jalak Bali.
Karena harus segera bergegas mempersiapkan untuk berangkat kerja, maka belum sempat menanyakan ke siapapun terkait kejadian tersebut. Sepulang dari kerja seharian alhamdulillah masih kedapetan sholat maghrib berjamaah di musholla dekat rumah sekalipunketinggalan satu rakaat sekalipun masih mengenakan baju kerja tidak ada berita yang terdengar yang membahas soal burung jalak bali tersebut, karena kebetulan pohon besar tempat dimana tempat dimana burung jalak bali tersebut bertengger dan kebetulan lokasinya tepat di belakang musholla yang saya singgahi untuk sholat maghrib. Sekedar informasi, secara riil tidak mungkin di Jakarta ada burung jalak bali di sekitaran rumah komplek, pastilah burung rawatan orang. Selesai sholat langsung pulang ke rumah karena kebetulan jarak rumah saya dengan musholla sangat dekat hanya sekitar 50 meteran juga. Tidak lama beristirahat, terdengarlah adzan Isya, kembali lagi sholat isya berjamaah di musholla tersebut. Sholat isya pun selesai, wiridan singkat yang biasanya dilakukan secara rutin di musholla tersebut hingga selesai dan kemudian dilanjutkan dengan sholat sunnah ba’diah Isya. Begitu juga setelah selesai sholat Isya juga tidak terdengan kabar dan desas desus terkait burung jalak lepas.
Keesokan harinya tepatnya pas setelah selesai sholat subuh, tiba tiba Imam memanggil dan ngajak ngobrol yang intinya memberikan kabar dan bertanya bahwa burung jalak bali miliknya lepas sekitar 2 hari yang lalu, kemudian saya beritahuikan kepada beliau (sebut Bpk. H. Abdul Hamid yang sering disapa dengan sebutan H. Somid) bahwa “kemarin pagi saya melihat pak Haji Somid, cuman karena saya burung buru mau berangkat kerja ya saya biarkan saja. Jelasnya, beliau ngasih tahu bahwa jalak bali miliknya lepas dan kemungkinan yang kemarin pagi berada di pohon besar belakang musholla itu adalah miliknya.
Selanjutnya beliau megadakan sayembara, “Kalo ada yang bisa nangkep itu burung saya upahin gope!”. Sebenarnya bukan gope nya yang jadi masalah, namun rasa kasihan itulah yang insya Allah yang mendorong saya untuk mencoba membatu beliau untuk menangkap kembali burung tersebut, kerena menurut beliau yang selaku imam sholat subuh di musholla tersebut memberi tahu bahwa burung jalak bali yang beliau beli ini waktu beli dulu seharga Rp 6 juta. “Waduuuh sayang banget ya ?!” saya bilang. Lanjut cerita, ingin rasanya untuk membantu beliau untuk mendapatkan burungnya lagi, lalu saya sampaikan ke beliau “pak Haji Somid, saya pinjem kandang aslinya dah, kali aja dia ngenalin kali itu rumahnya” lalu jawab Pak Haji, “ya udah ambil aja di rumah, kali aja tardia mau masuk”
Setelah selesai sholat subuh dilanjutkan mempersiapkan keperluan anak untuk berangkat sekolah dan kemudian seperti biasa rotinitas harian di pagi hari antar sekolah, hingga pukul setengah tujuh terdengar kembali burung jalak bali tersebut dan ternyata semakin mendekat dan kali ini sempat bertengger di pohon rambutan depan rumah yang kebetulan pohon rambutan tersebut berdekatan dengan pohon palm kecil yang pas lagi berbuah warna merah, burung pun makan buah palem yang sudah berbuah warna merah tersebut.
Strategi selanjutnya, saya gantung kandang asli miliknya di pohon rambutan yang memang berdekatan dengan pohon palm, tidak lama kemudian burung mendekat ke kandang bahkan sudah menempet, harapan besar untuk bisa mendapatkan kembali si Jalak Bali tapi tidak lama kemudian burung terbang jauh, waduuuuuuh…. putuslah harapan, sedikit putus asa dan ingin rasanya mengakhiri proses memikat kembali burung tersebut dan karena waktu juga sudah lumayan siang dan harus bekerja seperti biasa, namun baru mau menurunkan kandang, eeeh ternyata si Jalak Bali terbang dengan gesitnya ke posisi dekat kandang, dan alhamdulillah memang masih rejeki pak haji hanya selang sekitar 1 menit burung masuk ke kandang. Horeeeeeeee… sorak sorai ramai kawan dan tetangga yang menyaksikan kejadian ini. Langsung saya berikan kembali ke beliau karena kasihan yangpasti, “6 juta lepas begitu saja, eman-eman”, setelah si Jalak Bali sudah di tangannya lagi, saya pulang di “kepeli” lembaran merah 5 lembar dan kemudian saya bagi-bagikan kepada kawan dan saudara yang sama-sama menyaksikan proses ini. Demikian sekedar share pengalaman unik dan indah ini. Alhamdulillah. Salam damai-9