damai9 – Dibilang gampang tapi lumayan susah, dibilang susah tapi terkadang lumayan gampang. Heheh… itulah penggalan kalimat yang terkadang tersirat dibenak kita dan mungkin juga sebagian para kicaumania lainnya dalam hal memproses burung bakalan baik yang masih muda ataupun sudah dewasa tetapi tangkapan hutan yang bisa juga dikatakan sebagai burung bahan.
Beberapa jenis burung ketika kita membeli ataupun merawat dari sejak saat masih bahan baik yang sudah dewasa ataupun masih muda dengan catatan muda bukan dari hasil penangkaran, biasanya kita agak sedikit kualahan dalam memproses burung yang kita miliki agar segara bisa makan voer apalagi jika burung tersebut termasuk burung pemakan serangga seperti Kacer, Murai Batu, Ciblek, yang nota bene lebih sedikit rumit jika dibandingkan dengan burung pemakan buah, seperti Cucak Ijo, Robin, Cucak Rowo, Jalak, dll, ataupun jika dibandingka dengan burung pemakan biji-bijian seprti Love Bird, Kenari, dll, apalagi Murai Batu dan Ciblek terkenal burung yang mudah stress sehingga dalam proses membentuk burung mau ngevoer tidaklah mudah dan butuh kesabaran dan ketelitian serta kecermatan yang betul-betul tepat.
Sebagaimana proses bikin ngevoer murai batu yang kami lakukan (pengalaman pribadi) memang betul-betul memerlukan waktu yang lumayan lama sekitar 4 minggu lebih atau sekitar sebulan, tentunya lebih lama jika dibandingkan saat memproses ngevoer Cucak Ijo yang hanya cukup dalam waktu 7 hari atau seminggu.
Dalam proses perawatan agar murai batu cepat ngevoer memang harap-harap cemas. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, karena murai batu rentan stress maka yang kami lakukan diantaranya adalah:
- Pertama, dalam beberapa hari sekitar seminggu sejak membeli burung, tetap diberikan makanan dalam bentuk Extra Food (EF) secara full seperti jangkrik, ulat hongkong, dan kroto dan sama sekali belum ada unsur voer hingga burung terkondisikan dan tidak stress.
- Kedua, di minggu kedua setelah burung terlihat tidak terlalu stress dan sudah mulai kenal lingkungan dan tentunya masih tetap dalam kerodong, mulailah campur dengan sedikit voer yang kita maksud dengan kondisi dihaluskan dan diberikan air beberapa tetes untuk melembabkan dan melunakkan kondisi voer agar mudah terbaur dan menyatu dengan kroto dan EF lainnya.
- Ketiga, di minggu ketiga jika voer sudah terlihat tersentuh dan diacak-acak, mulai perbanyak voer dengan campuran dengan kroto dan uh sebanyak 1/3 bagian dari masing-masing, dan memang biasanya yang akan habis terlebih dahulu pastilah kroto ataupun UH-nya.
- dan selanjutnya agar lebih fokus dan memancing serta rasa terpaksa agar burung mau makan voer, jika biasanya diberikan jangkrik pada pagi hari 7-8 ekor maka kurangilah porsi jangkrik menjadi cukup 4-5 saja, begitu pula dengan kroto dan UH agar dikurangi
Jika hal tersebut diatas dilakukan, maka kecenderungan akan mudah berhasil dalam memproses murai batu bahan makan voer (ngevoer).
Perlu diingat, ada pengalaman yang sering kita dengar dari kawan sesama kicau mania, banyak pencari burung yang menangkap burung pikatannya tersebut termasuk juga murai batu, dalam penangkapannya menggunakan pancingan sehingga dapat melukai tenggorokan, jika hal ini dilakukan maka proses penyembuhan dan perawatannya membutuhkan waktu dan kecermatan yang lebih extra dan lebih rumit lagi. Demikian dan semoga bermanfaat. Salam damai9
ARTIKEL LAINNYA: