Ditengah maraknya penggemar burung kicauan akhir-akhir ini yang memang sedang menggema di jagat Indonesia, namun tidak sedikit pula para penghobi burung yang telah berpengalaman yang sudah berkecimpung dalam bidang perburungan, ternyata masih banyak juga yang merawat serta menangkar burung yang bukan jenis kicauan seperti perkutut, tekukur/derkuku, dan juga burung puter yang akan disampiakan pada artikel berikut.
Memang dalam merawat burung puter dan sejenisnya tidak se- fenomenal jika dibandingkan dengan apabila kita merawat burung jenis kicauan, namun demikian tidak menyurutkan semangat para penghobi perkutut, tekukur, puter dan juga sejenisnya hengkang dari perburungan, karena sekalipun bukan hanya dari sisi suaranya yang kita nikmati lantunan suara anggunganya namun di sisi lain ada nilai tersendiri yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita sebagai pemilik burung ocehan/kicauan. Ikatan batin burung anggungan dengan tuannya akan lebih terasa, bahkan ketika dalam merawat burung tersebut dari masa kecil akan memiliki rasa saling memiliki (persahabatan) antara si burung dengan sang pemilik (boleh ditanyakan kepada pemilik burung yang sudah senior untuk memastikan kebenarannya).
Terbebas dari hal diatas, sebenarnya tidak ada salahnya juga kita memelihara burung-burung tersebut baik untuk sekedar memelihara untuk kita dengarkan suaranya, tetapi akan memiliki nilai lebih lagi jika kita berkeinginan untuk mengembangbiakkannya agar tidak terjadi kepunahan. Dari segi untuk mendapatkan tambahan pendapatanpun lumayan, sekalipun memang jika berhasil masih dibawah pendapatakan penangkaran burung kicauan, seperti ketika kita berhasil dalam menangkar murai batu, kacer, cucak ijo, jalak suren, kenari, love bird, dan juga burung jenis kicauan lainnya. Namun lumayan juga buat tambahan… J, sekalipun di sekitar tahun 2005-an harga sepasang burung puter putih siap bertelur cuman sekitar Rp 50 ribuan tetapi saat ini Pebruari 2016 sepasang puter biasa usia sedang sempat kita tanyakan di pasar Jakarta harganya Rp 150 ribuan dengan perawatan yang sangat mudah tentunya, cukup dengan jagung campur dan kita tambah dengan selingan beras merah dan juga gabah disertai dengan tumbukan bata merah. Harga tersebut tidak bisa dijadikan patokan, karena jika kita membeli dari orang yang tidak suka dengan burung tersebut maka harganya bisa sangat murah, bahkan bisa jadi tidak usah beli dan hanya diberikan saja, tetapi jika kita yang butuh dan kita mencari dan membeli di pasar burung, jika pedagang burung yang kita temui tipe pedagang yang “doyan duit” maka harganya bisa mencapai sebagaimana harga yang kami tulis di atas bahkan bisa lebih mahal lagi.
Burung puter ketika sudah sempat bertelur sekali dan berhasil menetas maka untuk selanjutnya setiap 3 bulan sekali akan menetaskan telur2nya, dan seterusnya-seterusnya. Maka, dari situ kita sudah bisa mengkalkulasikan berapa keuntungan yang akan kita peroleh.
Adapun cara perawatan burung puter dan Cara Beternak Burung Puter sama dengan perawatan burung tekukur/derkuku yang sudah pernah kami jelaskan pada artikel sebelumnya yang juga bisa dibaca DISINI dan juga disini.
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam damai9