Pengalaman Kedua, sebagaimana pengalaman sebelumnya, yang sama persis sebagaimana yang sudah saya tuliskan pada artikel sebelumnya yang bisa dibaca DISINI.
Persis sama dengan pengalaman yang dulu, pada saat sedang melakukan rutinitas setiap pagi sebelum berangkat kerja, seperti biasa ngurusin burung peliharanan, memandikan, menjemur kalo pas kebutulan ada panas matahari, membersihkan kandang, memberi dan mengganti makanan dan juga membersihkan taman dan tanaman di sekitar rumah karena kebetulan ada beberapa burung di rumah yang memang harus dikeluarkan untuk digantang di sekitaran teras lantai atas.
Kali ini momennya berbeda dengan yang pertama, pas di hari libur, jadi agak lumayan slow daaahhh…
Pas lagi bersih bersih tiba-tiba ada burung pleci datang, sama seperti burung yang dulu, burung tidak terbang kemana-mana dan hanya pindah dari pohon satu ke pohon yang lain di sekitar taman, dan terkadang menclok di kandang sambil mengeliingi kandang, mungkin karena kelaparan dan mencari makan, dan langsung saja saya bergegas ambil kandang kosong karena kebetulan masih ada kandang bekas kandang perkutut, biarin lah kandang perkutut juga ga apa-apa kali ya, heheh… untuk kali ini berbeda dengan pengalaman sebelumnya dengan mempersiapkan berbagai perlengkapan seperti benang dan lain sebagainaya, dan kali ini hanya saya siapkan kandang perkutut, pintu dibuka dan diganjal dengan lidi agar tidak nutup, dan langsung dah di pegang di tangan sebagaimana cuplikan paragraf artikel terdahulu dibawah ini:
“Namun enaknya dan tidak pakai susah payah dengan menunggu lama, ketika kandang saya angkat dan posisi masih di tangan, tidak lama dengan kandang masih di tangan burung langsung nyamper dan nangkring di palang pintu kandang dan hanya sekitar 1 menit burung langsung masuk kandang, heheheh…. dan inilah wujud burung yang hingga kini masih ada… kata kawan sih Pleci Montanus Kecil (bukan mata putih), tapi ga tahu juga sih… barang kali kawan ada yang merasa memiliki, silahkan boleh ambil… heheh
Mungkin pengalaman yang sama juga pernah dialami oleh kawan-kawan ketika sedang menikmati burung kesayangan kita, tiba-tiba ada burung asing yang datang kerumah kita, “biarin aja dipersilahkan masuk… heheh.. apalagi kalo burung murai batu … hahaha, ngarep banget ya ..! becanda lho mas…”
Intinya jangan kecil hati dengan apa yang kita miliki walaupun terkadang sempat “dinyek wong lio gara-gara ngingu pleci” (bhs jawa: diejek orang lain gara-gara merawat pleci) tapi ternyata ketika sudah berhasil menjadikan burung yang berkualitas tidak kalah dengan burung yang harga bahnnya jutaan rupiah.
Demikian
Salam damai9